Ketua DPRD Sumbar Minta Silat Dimasukan Dalam Kurikulum Pendidikan

  • Cetak

PADANG, binews.id - Lestarikan silat tradisi Minang, Ketua DPRD Sumbar Supardi meminta pemerintah daerah memasukkan seni bela diri tersebut sebagai kurikulum tambahan dibeberapa jenjang pendidikan. Untuk sekarang iven-iven silat mulai sepi, sehingga bisa menggerus kelestarian olahraga yang telah masuk dalam situs warisan budaya dunia ini.

" Kita minta pemerintah daerah memperhatikan kelestarian silat, mestinya dimasukkan sebagai kurikulum tambahan di jenjang pendidikan SD dan SMP ," ungkap Supardi saat memberikan sambutan pada pelantikan Pengurus IPSI Sumbar, Sabtu (11/6).
Dia mengatakan, tidak hanya memasukan silat sebagai kurikulum tambahan, namun pemerintah daerah harus memberikan ruang lebih terhadap perguruan- perguruannya di Sumbar. Harusnya pesilat dan perguruan difasilitasi untuk menyebarkan ilmu yang dimiliki.
" Pesilat Sumbar mesti meningkatkan kapasitas diri, agar mengetahui perkembangan dunia tersebut pada masa sekarang.," katanya.
Dia mengatakan intervensi pemerintah diperlukan untuk melestatikan silat tradisi, mengingat silat Sumbar telah sulit dan tidak banyak yang melirik, para tua tua silat Sumbar juga harus turun gunung mengatasi kondisi ini.
Supardi sendiri dalam banyak kesempatan menekankan pentingnya penguatan nilai-nilai positif yang terkandung dalam karifan lokal, salah satunya silek tradisi. Silek menurutnya bisa menjadi bekal untuk menghadapi ragam tantangan zaman saat ini.
"Silek bukan sebatas gerak fisik semata, namun juga bisa jadi kunci untuk memasuki pengetahuan yang lebih luas," ungkap sosok yang juga Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumbar ini.
Supardi juga mengatakan bahwa silek harus kembali menjadi pembentuk karakter bagi masyarakat Minang. Hal tersebut menurutnya penting karena sejauh ini masyarakat Minang telah terlalu terbuai oleh model-model hidup dan pembentukan karakter yang datang dari luar.
"Silek tradisi harus kembali menjadi identitas budaya kita, bukan beladiri saja tapi juga kebutuhan rohani," lanjutnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Syaifullah mengatakan iven-iven silat tradisi Minangkabau akhir-akhir ini memang sangat jarang, langkah strategis untuk kelestarian perlu dilaksanakan, salah satunya memasukan silat tradisi dalam kurikulum pendidikan.

" Koordinasi dengan Dinas Pendidikan Sumbar untuk ini perlu dilakukan, agar silat tradisi bisa dilestarikan dari generasi ke generasi," katanya. (*)

Editor: BiNews

Komentar

Berita Terbaru