Genjot Ekonomi Melalui Pelatihan Membuat Kue dengan Tetap Prokes Ketat

  • Cetak

LAPORAN MELBA

Pandemi Covid-19 telah hampir dua tahun melanda negeri. Banyak pola kehidupan yang dipaksa untuk disesuaikan dengan pola pandemi itu sendiri. Bukan hanya wajib memakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak fisik, namun pola pemenuhan ekonomi harus sejalan dengan pandemi.

Tujuannya agar tak terpapar virus berbahaya tersebut, yang tak cukup menginfeksi satu orang namun akan menjadi rantai penyebaran hingga pada situasi terburuk.

Baca Juga

Tak ingin larut dengan pandemi yang tak berkesudahan, kelompok ibu-ibu di Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, mengikuti pelatihan pembuatan kue berbagai jenis varian. Pelatihan yang diinisiasi dari pokok-pokok pikiran salah seorang Anggota DPRD Sumbar, Hidayat, itu mendapat sambutan yang luar biasa.

Dikatakan Hidayat, meski di tengah pandemi, kreatifitas tak boleh padam apalagi sampai api di dapur pun ikut padam. Jadi, melalui pelatihan ini diharapkan memang para kaum ibu bisa belajar membuat kue yang nantinya bisa dijual secera ekonomis.

"Meski kita bagi dalam kelompok, namun para peserta wajib memakai masker, faceshield, pengukuran suhu tubuh, dan paling utama jarak antar individu juga diatur agar tak ada kontak fisik. Kita ingin ekonomi mereka nantinya membaik kesehatan mereka juga makin bagus," katanya.

Dijelaskan Hidayat, pelatihan membuat kue tersebut mendatangkan instruktur yang resmi dari Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Sumbar. Dengan instruktur yang profesional tentunya hasilnya juga akan jauh lebih maksimal dan bisa diukur.

"Jangan sampai pandemi Covid-19 menjadi penghalang mereka untuk berkreatifitas dan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka. Bahkan setelah pelatihan ini akan terus dipantau," ujarnya.

Salah seorang instruktur dari BLK Padang Panjang, Syafridayanti, mengatakan, pembekalan pembuatan kue ini memang untuk mengasah kreatifitas kaum ibu di Kelurahan Kurao Pagang untuk membuat kue dan roti. Namun, yang paling diingatkan kepada peserta untuk tetap menerapkan 3M seperti yang dianjurkan pemerintah.

"Bagi kami kesehatan adalah paling utama, terutama saat pandemi Covid-19 ini. Peserta yang tak memakai masker dan faceshield akan diberi peringatan. Bahkan bagi yang membuka masker saat pembuatan kue pun terus kami peringatkan," katanya.

Salah seorang peserta dari Lubuk Buaya, Kota Padang, Fitri, mengatakan, merasa terbantu dengan pelatihan membuat kue ini. Karena selama pandemi ini memang sangat berdampak kepada kehidupan ekonominya.

"Setelah pelatihan ini tentu nanti dapat dipraktekkan di rumah. Dan rencananya saya akan membuka kedai kecil-kecilan untuk berjualan kue dan roti yang diajarkan di sini. Meski pandemi, tentu kita tak boleh kalah," katanya.

Selama pelatihan, cerita Fitri, instruktur dan pendamping sangat disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan (Prokes). Bahkan lanjut Fitri, tak hanya menerapkan 3M saja yang menjadi kewajiban, setiap peserta juga dipastikan telah mencuci tangan dengan sabun sebelum membuat adonan.

"Tim pelaksana begitu siap untuk pelatihan ini, sampai menyediakan tempat cuci tangan, mengukur suhu tubuh, dan setelah selesai semuanya juga diberikan handsanitizer," katanya. (*/bi)

Editor: BiNews

Komentar

Berita Terbaru