Dr Aqua Dwipayana: Rapat via Zoom Sering Tidak Efektif

  • Cetak

PADANG, binews.id -- Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana menegaskan rapat via zoom yang dilakukan di berbagai institusi, termasuk di perbankan, sering tidak efektif. Bahkan kotraproduktif. Untuk itu, kepada para pemimpin perusahaan disarankan agar selektif melakukannya dengan memperhatikan berbagai aspek yang terkait dengan aktivitas tersebut.

Penegasan itu Dr Aqua sampaikan saat Sharing Komunikasi dan Motivasi dengan tajuk "Strategi Komunikasi Bisnis di Era Pandemi Covid-19" yang diselenggarakan Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Sumatera Barat (Sumbar) di Padang, Sumbar, pada Selasa sore (07/09/2021). Acara itu dipimpin Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar Wahyu Purnama Armyntos yang bertempat di kantornya.

Undangan Sharing Komunikasi dan Motivasi tersebut diterima Dr Aqua secara mendadak pada Selasa pagi (07/09/2021). Langsung Wahyu yang mengontak pria yang rendah hati itu.

Baca Juga

"Pak Aqua sore ini apakah jadwalnya kosong? Saya mau mengundang bapak untuk Sharing Komunikasi dan Motivasi di acara Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Sumbar," ujar Wahyu.

Setelah melihat jadwalnya sore masih kosong, Dr Aqua menyatakan siap. Mulainya sekitar pukul 16.30 dan tempatnya di kantor Wahyu. Disepakati topiknya adalah "Strategi Komunikasi Bisnis di Era Pandemi Covid-19".

"Begitu tahu Pak Aqua sedang di Padang, langsung saya kontak bapak. Memanfaatkan keberadaan Pak Aqua di sini untuk Sharing Komunikasi dan Motivasi di acara BMPD Sumbar. Alhamdulillah bapak berkenan dan ada waktu luang," ujar Wahyu yang berasal dari Payakumbuh, Sumbar.

Wahyu menugaskan Sekretaris BMPD Sumbar M. Rezha Ali Khan untuk koordinasi dengan Dr Aqua. Menyiapkan berbagai hal teknis yang terkait dengan Sharing Komunikasi dan Motivasi tersebut.

Tanpa Mengenal Waktu

Dr Aqua menyinggung tentang efektivitas dari sisi ilmu komunikasi melaksanakan rapat via zoom yang intens dilakukan selama pandemi Covid-19 oleh berbagai perusahaan, termasuk di sektor perbankan. Konsultan komunikasi itu menilai ada yang kebablasan sehingga jadi kontraproduktif.

"Selama pandemi Covid-19 sebagian besar perusahaan di dunia termasuk di Indonesia aktif melaksanakan rapat via zoom. Cuma karena terlalu intensif sehingga ada yang kebablasan sehingga jadi tidak efektif. Semua energi yang dikeluarkan selama pertemuan daring itu jadi sia-sia dan tidak bermanfaat," ungkap Dr Aqua yang berusaha menghindari pertemuan via zoom.

Penulis banyak buku "super best seller" ini mengamati banyak pimpinan perusahaan, termasuk institusi besar di negara ini, yang melaksanakan rapat via zoom dengan jajarannya tanpa mengenal waktu. Akibatnya tidak mencapai sasaran dan jadi kontraproduktif.

Dalam pengamatannya, ada yang melaksanakan rapat via zoom saat Subuh dan tengah malam. Bahkan tidak sedikit yang melakukannya pada hari libur dan itu intensitasnya sering sekali.

"Padahal setiap pegawai butuh rileks dan santai untuk berkumpul dengan keluarganya. Makanya ada hari libur pada Sabtu dan Minggu, di luar tanggal merah lainnya. Kenyataannya selama pandemi Covid-19 ada institusi yang tidak mengenal hari libur. Pimpinannya tidak peka terhadap hal ini," tegas Dr Aqua yang dibenarkan oleh sebagian peserta.

Terkait dengan itu, mantan karyawan di sembilan perusahaan yang berbeda-beda ini mengimbau kepada semua yang hadir, terutama level pimpinan, agar memperhatikan waktu dan hari pelaksanaan rapat via zoom. Juga memenuhi hak-hak pribadi jajarannya, termasuk buat kumpul bersama keluarga mereka pada hari libur.

Di samping itu, Dr Aqua berpesan agar selama rapat via zoom, seluruh pimpinan memperhatikan setiap kalimat dari mulutnya. Harus santun dan beretika agar enak didengar dan tidak menyakiti jajarannya.

"Jika ada hal-hal yang krusial dan sensitif yang terkait dengan salah seorang atau beberapa orang peserta rapat, sebaiknya tidak disampaikan via zoom, sebab akan mempermalukan mereka dan menimbulkan luka batin yang mendalam. Lakukan komunikasi secara pribadi dari hati ke hati," ujar Dr Aqua mengingatkan.

Tidak hanya itu, lanjut konsultan komunikasi ini, para pimpinan ketika rapat via zoom jangan menyampaikan pesan yang berulang-ulang karena dapat menimbulkan kebosanan pada semua peserta pertemuan. Jadi harus bijak memilah dan memilih kalimat yang disampaikan.

"Sebagian pimpinan terkadang tidak memperhatikan hal ini. Dampak negatifnya, para peserta jadi bosan dan menjadi bahan pembicaraan antarmereka di luar rapat. Kondisi ini kan tidak sehat," ungkap Dr Aqua.

Sebagian peserta mendukung semua yang disampaikan Dr Aqua tentang rapat via zoom. Menurut mereka, para atasan perlu melaksanakan semua saran yang disampaikan doktor komunikasi dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung itu agar pertemuan daringnya efektif dan bermanfaat.

Membangun Komunikasi

Dr Aqua melanjutkan, kecerdasan membangun komunikasi menjadi salah satu langkah penting untuk menggapai keberhasilan dan kesuksesan dalam berbisnis dan menjadi profesional, termasuk bagi mereka yang bekerja di sektor perbankan yang langsung bersentuhan dengan aktivitas masyarakat. Diperlukan kecakapan berkomunikasi dalam menjalin relasi dengan banyak pihak.

Kecerdasan berkomunikasi yang menjadi salah satu syarat bagi kesuksesan karir maupun perjalanan bisnis seseorang, menurut Dr Aqua, terbagi dalam dua aspek. Keduanya secara konsisten harus berjalan dengan baik karena keterkaitannya erat sekali.

Pertama, secara internal, komunikasi yang cerdas itu menyangkut proses penyampaian pesan antar pegawai untuk kepentingan bisnis dan keberlangsungan pekerjaan melalui komunikasi vertikal dan horizontal di lingkup usaha.

Untuk mewujudkan komunikasi internal yang bak, lanjut pembicara laris tersebut, peran pemimpin di setiap organisasi sangat penting. Diharapkan secara konsisten mereka dapat menjadi role model bagi semua jajarannya.

Komunikasi internal yang paling krusial, terang Dr Aqua, adalah antara atasan dan bawahan. Itu terjadi karena ada dua perbedaan mendasar yakni wawasan dan pengalaman.

Agar komunikasinya selalu efektif, anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi (ISKI) Pusat itu menyarankan setiap atasan mau dengan rendah hati "turun" untuk menyesuaikan komunikasi dengan bawahannya. Sehingga prosesnya lancar dan umpan balik dari seluruh jajarannya sesuai dengan yang diharapkan pimpinan.

Sedangkan kedua, Dr Aqua melanjutkan, dari aspek eksternal. Komunikasi yang cerdas itu menyangkut relasi antara pimpinan atau bawahan dengan khalayak di luar lingkup usaha.

Setiap pegawai yang berkomunikasi dengan pihak luar, Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat Bidang Komunikasi Publik ini menambahkan, harus menyadari bahwa saat berinteraksi dengan berbagai pihak eksternal, siapa pun itu orangnya, mewakili perusahaan tempatnya bekerja. Terkait dengan itu maka perilaku dan tutur katanya harus diperhatikan.

Agar komunikasi eksternalnya bagus, Dr Aqua menyarankan perlu lebih dulu diwujudkan komunikasi internal yang efektif, lancar, dan baik. Hal tersebut saling berkaitan.

"Biasanya jika komunikasi di internal efektif dan lancar, komunikasi eksternalnya bagus. Hal tersebut terjadi karena berbagai hal yang dikomunikasikan ke luar bersumber dari antarbagian di perusahaan," terang pembicara laris selama pandemi Covid-19 ini.

Efektivitas Komunikasi

Pria dengan jejaring pertemanan sangat luas itu lebih jauh mengungkapkan, membangun komunikasi efektif dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa yang baik dan selalu mengedepankan etika dan kesantunan.

"Selain itu, kita juga harus dapat mempelajari konsep bahasa nonverbal sehingga dalam setiap proses komunikasi bisa menyampaikan dan menerima pesan komunikasi secara efektif," ujar Dr Aqua.

Untuk mencapai efektivitas komunikasi, menurut Dr Aqua yang semakin padat jadwal kegiatannya di masa pandemi Covid-19 ini, efektivitas komunikasi dapat dijalankan dengan rumus REACH Plus A+C. Hal ini berlaku secara universal di mana saja berada.

Aspek pertama adalah sikap menghargai orang lain tanpa kecuali yang diwakili dengan kata "Respect". Dr Aqua menegaskan di mana pun kita berada, jangan pernah menganggap remeh siapa pun. Hormati dan hargai semua orang.

"Salah satu contohnya saya selama di Sumbar ini, sangat respect sama sopir yang mengemudikan mobil saya yang biasa dipanggil Pak Un. Ketika saya di mobil, maka keselamatan dan "nyawa" saya dalam perjalanan ada di tangan sopir," ungkap pria yang berasal dari Kota Padang, Sumbar, ini.

Kedua adalah sikap empati (empathy). Salah satu contohnya semua atasan harus memperhatikan aktivitas para jajarannya. Jika mereka kelelahan setelah bertugas di lapangan, sampai di kantor jangan langsung "dibombardir" dengan berbagai pertanyaan dan teguran. Atasan harus dapat merasakan yang dirasakan jajarannya.

"Beri kesempatan mereka istirahat. Pesankan minuman dan makanan. Ajak ngobrol santai dengan topik yang ringan-ringan. Setelah suasananya nyaman, baru membicarakan tugas mereka. Jangan lupa mengapresiasi anggota yang berprestasi," tutur Dr Aqua.

Ketiga adalah "audible" atau dapat dipahami dan dimengerti. Semua yang disampaikan kepada orang lain pesannya dapat mereka terima dengan baik.

"Pesan yang kita sampaikan diupayakan secara maksimal dapat dipahami oleh penerima pesan. Ini sangat penting agar mereka tidak salah memahaminya sehingga umpan baliknya sesuai dengan yang diharapkan," ungkap penulis buku "super best seller" Trilogi The Power of Silaturahim ini.

Aspek selanjutnya adalah "clarity". Semua pesan yang disampaikan dengan kalimat terbuka yang sederhana dan jelas. Sehingga penerima pesan memahaminya.

"Semua pesan yang disampaikan harus jelas agar tidak terjadi multi interpretasi atau penafsiran yang berbeda dari penerima pesan. Jika itu terjadi dampaknya bisa fatal," tegas Dr Aqua.

Terakhir adalah "humble" atau rendah hati. Jangan pernah tinggi hati dan sombong apalagi yang bekerja di sektor perbankan yang membutuhkan dukungan semua nasabah dan mitra kerja lainnya. Sikap negatif tersebut adalah awal dari keterpurukan kita sebagai manusia.

"Contohnya adalah jabatan seseorang. Itu ibarat kapas di ujung telunjuk. Begitu ditiup bisa langsung hilang. Sebagai manusia tidak ada yang perlu kita sombongkan. Semuanya milik Tuhan. Kita hanya dititipkan saja. Setiap saat yang kita miliki bisa diambil pemilik-Nya dan kita diminta pertanggungjawabannya," tutur Dr Aqua.

"REACH" menurut laki-laki yang hobi silaturahim ini tidak ada artinya jika tidak dilengkapi dengan huruf 'A' dan 'C' yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya. Jadi yang paling penting adalah implementasi pelaksanaannya terus-menerus.

Dr Aqua juga berpesan jadilah pegawai yang komunikatif serta punya pandangan (mindset) sebagai pemenang untuk mencapai target kerja menuju kesuksesan. Selain itu, agar baik kepada semua orang dan ramah dengan siapa pun sehingga mendapat predikat pegawai teladan di mata semua rekan kerjanya dan di hadapan Tuhan yang Maha Esa.

Terkait dengan pelayanan yang diberikan kepada semua nasabah, menurut mantan wartawan di banyak media itu, seluruh pegawai perlu melaksanakan 3K. Hal itu merupakan kunci sukses dalam melakukan semua aktivitas.

"'K' yang pertama adalah Kredibilitas. Sebagai pegawai, harus selalu berusaha untuk menjadi orang yang dipercaya. Apalagi bekerjanya di sektor perbankan yang mengutamakan kepercayaan," kata Dr Aqua menegaskan.

Sementara, "K" yang kedua adalah Komitmen. Sebagai bankir, menurut bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana itu, semua pegawai harus selalu melaksanakan janji. Tepati, jangan sampai mengingkarinya. Sehingga para nasabah dan mitra selalu mempercayainya.

"Terakhir, 'K' yang ketiga adalah Konsisten. Lakukan semua aktivitas terutama dalam bekerja secara konsisten. Ini sangat penting karena erat kaitannya dengan kredibilitas sebagai bankir," ucapnya.

Kepada Pemimpin Wilayah BRI Sumbar Wahju Hidajat yang pindah ke Yogyakarta dan Pemimpin Cabang Bank Syariah Indonesia (eks BRI Syariah) Heriyadi yang mutasi ke Jakarta, Dr Aqua mengucapkan selamat. Hikmahnya di tempat yang baru mereka berkumpul dengan keluarga masing-masing.

"Selamat kepada Pak Wahju dan Pak Heriyadi yang sama-sama mendapatkan promosi. Semoga makin sukses di tempat yang baru. Insyaa Allah kita ketemu di Yogyakarta dan Jakarta," ujar Dr Aqua.

Kenangan Manis

Sementara Kepala Perwakilan BI Sumbar Wahyu Purnama Armyntos di awal acara dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Wahju dan Heriyadi atas kebersamaannya selama bekerja di Sumbar. Banyak kenangan manis yang dirasakan meski waktunya hanya sebentar, hitungan bulan.

Wahyu mendoakan agar mereka berdua sukses di tempat baru yang lebih menantang. Apalagi selain mendapatkan promosi, juga kumpul dengan keluarga masing-masing.

"Saya yakin Pak Wahju sukses bertugas di BRI Wilayah Yogyakarta. Demikian juga Pak Heriyadi di kantor Bank Syariah Indonesia Pusat. Tolong tetap ingat dengan kami yang masih bertugas di Sumbar," pesan Wahyu.

Pertemuan BMPD Sumbar kali ini menurut Wahyu berbeda dengan yang biasanya termasuk saat acara perpisahan. Pertemuan kali ini sengaja diisi dengan Sharing Komunikasi dan Motivasi dari Dr Aqua Dwipayana.

"Rezeki kita semua, saat ini Pak Aqua sedang di Padang. Ketika saya mengontak beliau mengundang untuk Sharing Komunikasi dan Motivasi, langsung dijawab berkenan dan bisa. Mari kita menyimak paparannya yang pasti sangat bermanfaat buat kita di masa pandemi Covid-19 ini," ujar pejabat BI yang rendah hati itu.

Wahyu mengucapkan terima kasih atas kehadiran Dr Aqua. Dia yakin semua materi yang disampaikan berguna buat seluruh bankir yang hadir.

"Terima kasih banyak Pak Aqua yang telah berkenan hadir. Waktunya pas sekali yaitu bapak sedang pulang kampung ke Padang. Jadi langsung saya manfaatkan untuk memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi di sini," pungkas Wahyu.

Bagikan Buku Karya Dr Aqua

Dalam pertemuan itu, Wahyu memutuskan membagikan satu dari buku "super best seller" Trilogi The Power of Silaturahim. Judul buku karya Dr Aqua itu adalah "The Power of Silaturahim: Rahasia Sukes Menjalin Komunikasi" kepada semua bankir yang hadir. Mereka level pimpinan di banknya masing-masing.

"Dari buku-buku karya Pak Aqua, saya tertarik salah satunya pada buku "super best seller" yang berjudul "The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi". Saya yakin buku itu sangat bermanfaat buat seluruh pimpinan bank di Sumbar termasuk agar dapat mempertahankan kinerja masing-masing saat pandemi Covid-19 ini," ujar Wahyu.

Buku "The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi" diluncurkan pada Jumat, 15 April 2016 lalu bersamaan dengan promosi Doktor Komunikasi Aqua di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad) Bandung.

Awalnya ditulis dan diterbitkan dengan tujuan buat souvenir kegiatan tersebut.

Ternyata pesanan bukunya banyak sekali. Sampai sekarang sudah delapan kali cetak sebanyak 160 ribu eksemplar. Setiap cetak 20 ribu eksemplar. Buku itu masuk kategori "super best seller".

Sebelum ujian terbuka itu, Dr Aqua sering menghadiri promosi doktor teman-temannya di berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia. Dari semua acara yang dihadirinya tidak ada satu pun souvenirnya yang menarik. Umumnya beli di toko dan dicap nama orang yang promosi doktor.

"Berdasarkan pengalaman itu, saya mau memberikan hadiah buku sebagai souvenir kepada seluruh tamu yang hadir. Saya ingin kesannya sesuatu banget, seperti jargon yang sering disampaikan penyanyi terkenal Syahrini," jelas Dr Aqua.

Wartawan senior yang telah banyak menulis Nurcholis MA Basyari membantu sepenuhnya penulisan buku itu dari awal hingga tuntas. Untuk penyelesaiannya mereka nyaris tidak tidur selama tiga hari dua malam di rumah Yogyakarta milik Dr Aqua.

Meski harus kerja keras untuk menuntaskan buku itu, namun Dr Aqua sangat bersyukur. Apalagi semua tamunya yang mencapai ratusan orang termasuk para jenderal TNI dan Polri puas dan senang menerima buku tersebut saat diberikan pada promosi doktornya.

Dari buku "The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi" lahirlah kemudian Gerakan Umrah The Power of Silaturahim yang dibiayai dari hasil penjualan buku tersebut.

Ketua tetap rombongan umrahnya setiap tahun adalah Nurcholis.

"Mas Nurcholis yang juga asesor uji kompetensi wartawan tingkat nasional dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat sangat amanah, sehingga saya sekeluarga memberi kepercayaan kepada beliau sebagai ketua rombongan umrah The POS seumur hidup," ungkap Dr Aqua.

Bergulir sejak 2017, total jamaah The POS yang dipimpin Nurcholis itu hingga kini mencapai 167 orang. Mereka berasal dari berbagai latar belakang sosial-budaya, ekonomi, dan pekerjaan/profesi. Perinciannya POS I 2017 sebanyak 35 orang, POS II 2018 berjumlah 39 orang, POS III 2019 mencapai 50 orang, dan POS IV 2020 43 orang.(*)

Editor: BiNews

Komentar

Berita Terbaru