Dukung Destinasi Pariwisata di Sumbar, Nevi Zuairina Gagas Pengembangan Homestay sebagai UMKM

  • Cetak

BUKITTINGGI, binews.id -- Anggota DPR RI asal Sumatera Barat II, Hj. Nevi Zuairina berdialog bersama Wali Kota Bukittinggi dan Wakil Walikota membahas memajukan pariwisata di Sumatera Barat, mencari solusi peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan bagi wisatawan sehingga terjadi persepsi yang sangat baik pada Sumatera Barat dari seluruh masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri, Sabtu (3/7/21).

"Saat ini kita ketahui, bahwa pandemi covid-19 belum juga usai. Berbagai Negara menerapkan kebijakan lockdown untuk mengurangi dampak penyebaran virus Covid-19. Selain menciptakan krisis kesehatan global, upaya supresi dan mitigasi pandemi Covid-19 juga menimbulkan disrupsi yang kuat pada tatanan perdagangan internasional. Apalagi dengan munculnya jenis mutasi baru SAR COV2 yang sangat ganas dan mudah menyebar sehingga Indonesia sangat perlu memberlakukan ppkm darurat terhitung 3-20 Juli nanti dengan berbagai pengetatan pada banyak hal," tutur Nevi.

Namun kondisi pandemi yang tak berujung ini, lanjut Nevi, kita perlu mempersiapkan banyak hal dimana suatu ketika pandemi berakhir, hal-hal yang perlu disiapkan untuk kebutuhan pariwisata telah siap sedia.

Baca Juga

Nevi meyakini, kewirausahaan yang termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah akan mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, serta dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.

Pengembangan Homestay yang dikelola UMKM, kata Nevi, akan menjadi sebuah solusi penguatan ekonomi rakyat kecil secara merata dalam jangka pendek di masa pandemi, dan jangka panjang ketika pandemi berakhir. Karena bila ini dilakukan merata pada daerah-daerah yang berpotensi pada pengembangan wisata, UMKM akan menjalankan perannya sebagai salah satu pilar utama ekonomi nasional yang berkontribusi sekitar 60,3% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Selain itu, UMKM menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total lapangan kerja. Pada 2018, UMKM tercatat sebanyak 64,2 juta unit dan tentu akan semakin bertambah.

"Banyak kita temukan, saat ini UMKM memiliki tingkat ketahanan tinggi ketika menghadapi krisis, dibandingkan usaha besar. Hal ini salah satunya karena mereka bergabung dengan komunitas wirausahawan. Para UMKM tak hanya sebatas untuk meningkatkan pengetahuan, tapi agar dapat saling menguatkan, membantu dalam memenuhi bahan produksi, termasuk mempromosikan usaha. Kerjasama usaha ini dapat meningkatkan efisiensi, berbagi beban kerja dan bahkan mendapatkan ide-ide baru. Ketika semua melakukan social distancing, stay at home, go online, dari semua itu kita dapat temukan peluang di dalamnya, sesungguhnya bersama kesulitan terdapat kemudahan," urai Nevi Zuairina dalam sambutannya.

"Semoga dengan cepatnya kita beradaptasi dalam menjalankan usaha dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan kita akan bangkit, ekonomi kita menyelamatkan jutaan lapangan kerja. Harapannya saat penyebaran covid-19 terkendali dan pandemi teratasi, kinerja perekonomian Indonesia semakin membaik bahkan terus meningkat," tutupnya. (*/bi)

Editor: BiNews

Komentar

Berita Terbaru