JAKARTA, binews.id - Dampak dari pandemi Covid-19 sangat dirasakan sektor pariwisata. Termasuk juga destinasi wisata Saung Angklung Mang Udjo yang ada di Kota Bandung, Jawa Barat. Bukan hanya harus memecat karyawan, Saung Angklung Mang Udjo juga terancam bangkrut.
Dukungan disampaikan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Menurutnya, Saung Angklung Mang Udjo harus didukung karena memiliki nilai edukasi dan menjaga kelestarian seni dan budaya Sunda.
"Saung Angklung Mang Udjo merupakan objek wisata yang sangat khas Sunda. Wisata ini merupakan wisata budaya Sunda yang sarat dengan aspek kearifan lokal dengan pengunjung anak sekolah dan wisman mancanegara serta dengan jumlah yang relatif sangat tinggi hingga 2000-an per hari," tuturnya, Senin, (25/1/2021).
Baca Juga
- Presiden Minta Kebijakan Daerah Tak Hambat Ekonomi, LaNyalla Ungkap Masih Banyak Hambatan di Daerah
- Giliran LaNyalla dan Nono Sampono Terima Vaksin Sinovac untuk Usia Diatas 60 Tahun
- Ketua DPD RI Harap Pers Terus Mengawal Perubahan Indonesia
- Kasus Covid-19 Melonjak Usai Bencana, Ketua DPD RI Minta Ada Ruang Isolasi di Pengungsian
- Ketua DPD RI Dukung Perjuangan Peradi Bentuk Wadah Tunggal Organisasi Advokat
Sayangnya, Saung Angklung Mang Udjo tidak mampu menahan serangan pandemi Covid-19. Terlebih tingkat penyebarannya di Bandung sangat tinggi. Akibatnya jumlah pengunjung sangat jauh merosot
"Kondisi yang sangat memprihatinkan buat kita. Karena memang pandemi ini bukan hanya menyerang Saung Mang Udjo. Hampir semua destinasi wisata merasakan dampaknya," ujarnya.
Yang lebih membuat LaNyalla prihatin, Saung Angklung Mang Udjo sudah merumahkan hampir 90 persen karyawan dan terancam bangkrut.
Namun, LaNyalla optimistis Saung Angklung ini bisa bertahan. Hanya saja, dibutuhkan inovasi dan kreativitas. Selain itu, destinasi ini juga memerlukan bantuan dari pihak-pihak terkait.
"Saya yakin objek wisata Saung Angklung Mang Udjo masih bisa bertahan. Namun memang harus ada inovasi, misalnya dibuka secara virtual dengan mengadakan pertunjukan atau atraksi angklung melalui daring dan berbayar untuk menekan ancaman kebangkrutan," katanya.
Ditambahkan LaNyalla, mau tidak mau Saung Angklung dan destinasi-destinasi wisata lainnya harus mengikuti perkembangan zaman. Apalagi, saat ini dunia sudah memasuki era digital.
"Apalagi sekarang zamannya internet, mungkin hal ini dapat dicoba dengan bekerja sama dengan dinas pariwisata atau juga perusahaan IT untuk membuat program siaran permainan angklung melalui virtual," ujarnya. (*)
Editor: BiNews
Komentar