PAYAKUMBUH, binews.id --Payakumbuh yang selama ini dikenal sebagai kota perlintasan, tengah menghadapi tantangan untuk meningkatkan perekonomiannya. Selama ini, sektor kuliner dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi tumpuan utama ekonomi kota. Tanpa visi yang jelas, Payakumbuh berisiko menjadi kota mati.
Ketua DPRD Sumatera Barat,Supardi, menekankan pentingnya upaya ekstra untuk memajukan Payakumbuh. Ia mengingatkan bahwa kepala daerah tidak bisa lagi berpikir biasa dalam menghadapi persoalan ini.
Dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Pemangku Kebudayaan, Supardi mengajak tokoh budaya, niniak mamak, dan bundo kanduang untuk berperan aktif memajukan Payakumbuh demi kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga
- 7 Fraksi DPRD Dharmasraya Sampaikan Tanggapan atas Pandangan Bupati Terkait Dua Ranperda Inisiatif
- DPRD Kabupaten Dharmasraya Hadiri Pelepasan Distribusi Logistik Pilkada Serentak Nasional 2024
- Kunjungan Kerja Pengadilan Tinggi dan Ramah Tamah dengan Pemkab Pasaman
- Wakil Ketua DPRD Sumbar Dukung Program Pemenuhan Kesehatan dan Kesejahteraan Remaja di Padang
- Eka Hariani Sandra Jadi Perempuan Pertama Wakil Ketua DPRD Pasaman
"Salah satu solusi adalah menjadikan Payakumbuh sebagai kota tujuan wisata budaya. Karena budaya adalah keunikan kita, dan itu layak dikenal dunia," kata Supardi.
Ia menyarankan untuk mengangkat event dan festival budaya yang dapat menarik minat masyarakat datang ke Payakumbuh. Kunjungan tersebut diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian kota.
"Selama menjabat sebagai Ketua DPRD, saya sering mengangkat festival budaya bertaraf internasional. Orang luar negeri kagum dengan budaya dan tradisi kita, karena tidak ditemukan di tempat lain. Ini peluang yang harus kita lanjutkan," jelas Supardi.
Supardi juga mengajak para tokoh adat untuk "mambangkik batang tarandam" dengan menggali kembali budaya, kesenian, dan tradisi Payakumbuh yang hampir punah.
"Payakumbuh punya berbagai tradisi dan kesenian lama yang kini mungkin hampir punah seperti Sirompak, Basijobang, Tari Podang, Talempong Batu, dan berbagai kesenian asli Payakumbuh. Ini luar biasa, dan jika ditampilkan akan membuat Payakumbuh mendunia," tegas Supardi.
Sementara itu, Jefrinal Arifin, Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, berharap Bimtek ini memberikan pemahaman kepada tokoh adat terkait pemajuan kebudayaan.
"Kami berharap para niniak mamak, bundo kanduang, alim ulama, cadiak pandai, dan parik paga nagari yang hadir, bisa bersama-sama menjaga kebudayaan kita. Kebudayaan adalah benteng kita dari pengaruh negatif," harap Jefrinal.
Bimtek Peningkatan Kapasitas Pemangku Kebudayaan angkatan ketiga yang digelar pada 8 hingga 10 Juni 2024 di Bukittinggi diikuti oleh 75 orang tokoh dari berbagai elemen di Kota Payakumbuh. Kegiatan ini, yang merupakan inisiatif dari Supardi, bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang tantangan kebudayaan di era digital. (bi/rel)
Komentar