Pemko Telah Lakukan Lima Upaya Konkret Penanganan Inflasi

  • Cetak

PADANG PANJANG, binews.id -- Pemerintah Kota telah lakukan lima dari enam upaya konkret dalam Penanganan Inflasi Daerah 2024. Masuk dalam 21 Pemda se-Indonesia yang terdata hingga 26 Februari ini.

Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Wali Kota, Sonny Budaya Putra, A.P, M.Si usai melaksanakan Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi secara virtual, di Ruangan VIP Lantai II Balai Kota, Senin (26/2/2024).

Enam upaya konkret tersebut, di antaranya melakukan operasi pasar murah, melaksanakan sidak ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang, kerja sama dengan daerah penghasil komoditas untuk kelancaran pasokan, gerakan menanam, merealisasikan Biaya Tidak Terduga (BTT) dan dukungan transportasi dari APBD. Sedangkan untuk Padang Panjang lima upaya konkret sudah dilaksanakan dan satu belum yaitu merealisasikan BTT.

Baca Juga

"Segera realisasikan BTT ini untuk penanganan dampak erupsi Gunung Marapi pada petani yang ada di Padang Panjang. Dinas Pangan dan Pertanian analisa berapa jumlah yang akan diberikan dan koordinasikan dengan Dinas Sosial PPKBPPPA," ujar Sonny.

Ia juga menyampaikan, lima upaya konkret harus tetap dilaksanakan secara berkelanjutan.

Sementara itu, pada minggu keempat Februari, beberapa komoditas di Padang Panjang mengalami kenaikan. Di antaranya cabai hijau naik Rp8.000 (18,92%) dari Rp58.667 menjadi Rp66.667/kg. Cabai rawit naik Rp12.500 (18,99%) dari Rp65.834 menjadi Rp78.334/kg. Cabai merah naik Rp17.667 (25,36%) dari Rp69.667 menjadi Rp87.334/kg. Bawang merah naik Rp3.834 (11,11%) dari Rp34.500 menjadi Rp38.334/kg.

"Cabai hijau, merah dan rawit mengalami kenaikan harga yang sangat besar pada minggu ini. Faktor cuaca yang tidak menentu pada sejumlah daerah sentra masih mempengaruhi hasil produksi petani. Permintaan yang meningkat juga mendorong kenaikan harga pada komoditas strategis," tutur Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdako, Putra Dewangga, S.S, M.Si.

Ia juga mengatakan, kenaikan harga pada daging ayam broiler dan telur ayam ras diindikasi terjadi akibat harga pakan dari jagung yang mengalami kenaikan harga. Sehingga menyebabkan biaya operasional peternak meningkat dan menaikan harga jual ke konsumen. (bi/rel)

Komentar

Berita Terbaru