Disbud Sumbar Kembali Gelar Bimtek Peningkatan Kapasitas Pemangku Adat

  • Cetak

BUKITTINGGI, binews.id -- Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Sumbar kembali menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Pemangku Adat di Sumbar. Bimtek kali ini mengangkat tema 'Pulangkan Siriah Ka Gagangnyo, Pulangkan Pinang Ka Tampuaknyo' .

Kabid Sejarah Adat dan Nilai-nilai Tradisi, Fadhli Junaidi. IST
Kabid Sejarah Adat dan Nilai-nilai Tradisi, Fadhli Junaidi. IST

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, diwakili Kepala Disbud Sumbar, Syaifullah, mengatakan, kegiatan bertujuan untuk melakukan pembinaan terhadap pemangku adat, agar terwujudnya Sumbar Religius dan Berbudaya. Selain itu, dengan adanya Bimtek, para peserta dapat memberitahu edukasi pada generasi penerus dalam menjaga adat istiadat dan budaya Minangkabau.

Gubernur mengatakan, tugas Niniak Mamak selaku pemangku adat di Minangkabau terbilang cukup berat. Sebab, Niniak Mamak dituntut harus mempunyai 4 sifat utama yang merujuk kepada sifat kepemimpinan Nabi Besar Muhammad SAW, yang disebut dengan Sifat Panghulu Nan Ampek yaitu Siddiq (benar), Tabligh (menyampaikan), Amanah (dipercaya) dan Fathonah (cerdas). Seluruh kecerdasan yang dimiliki oleh seorang Niniak Mamak dipergunakan untuk melindungi anak kemenakan, suku, korong kampuang dan nagari.

Baca Juga

"Selain harus memiliki Sifat Nan Ampek, seorang Niniak Mamak juga memiliki peran dan tanggung jawab besar dalam menghadapi ancaman degradasi moral yang terjadi pada generasi muda yang merupakan anak dan kemenakan lingkungannya," katanya.

Moral generasi muda saat ini, katanya, mengalami tingkat degradasi yang tinggi, peningkatan degradasi yang tinggi itu disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya pemahaman agama dan adat. Oleh karena itu peran Niniak Mamak selaku penanggung jawab kaum di lingkungan anak kemenakannya sangat dibutuhkan. Termasuk juga peran seorang Alim Ulama juga tidak kalah penting dalam membangun nagari.

"Alim ulama yang mengkaji hukum-hukum agama, yang akan menjadi pegangan di dalam Syarak Mangato Adaik Mamakai, tentang sah dan batal, halal dengan haram dan mengerti tentang nahwu dan sharaf," ujarnya.

Begitu juga dengan Bundo Kanduang di Minangkabau memiliki peran yang sangat besar, selain menjadi Ibu juga menjadi pelindung bagi anak-anak yang lain. Sebagai Bundo Kanduang di dalam kaum atau keluarga, perempuan Minang harus memiliki sifat kepemimpinan dan Ibu sejati. Hal ini penting, karena Ibu tempat bertanya, ditiru dan menjadi teladan lingkungan keluarganya.

Dikatakan Gubernur, ada beberapa peran tungku tigo sajarangan dalam sistem pemerintahan di Sumatera Barat ini, memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah mengenai pelaksanaan pelestarian dan pengembangan nilai-nilai adat dan syara'. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian yang akan dilaksanakan apabila menyangkut dengan kepentingan nagari.


Bersama Lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN) menetapkan kedudukan, fungsi dan pemanfaatan harta kekayaan nagari, untuk sebesar-besarnya bagi kesejahteraan penduduk nagari. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintahan daerah terhadap penyelesaian kasus-kasus adat dan syara' nagari.


Memberikan saran dan pertimbangan kepada Badan Permusyawaratan Nagari (BPN) agar dapat meminta pertanggung jawaban Wali Nagari dalam hal pelaksanaan, perlindungan dan pengayoman terhadap pelestarian terhadap nilai-nilai adat dan syara'. "Memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah daerah yang sesuai menurut pandangan adat dan syarak," ujarnya.

Gubernur meyakinkan semua yang hadir bahwa Pemprov Sumbar akan terus bergerak untuk pelestarian warisan adat dan budaya. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan, bahwa Pemerintah diberikan tanggung jawab dalam perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan yang mana adat istiadat merupakan salah satu objeknya. Sementara itu, Kabid Sejarah Adat dan Nilai-nilai Tradisi, Fadhli Junaidi, mengatakan, dengan digelarnya Bimtek ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta dalam melaksanakan tugas dan perannya masing-masing. "Setelah dipahami, tentunya kita berharap bisa disampaikan juga kepada generasi penerus dalam menjaga adat istiadat dan budaya Minangkabau," ujarnya. Ia mengharapkan, seluruh peserta agar fokus dalam mengikuti kegiatan ini hingga selesai, bersama melestarikan nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau yang akan diwarisi dari generasi ke generasi muda. Dalam Bimtek kali ini sebut Fadhli Junaidi menghadirkan pemateri Irsyad Syafar, Lc, M.Ed yang merupakan Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat dengan tema, "Perkuat Adat dan Agama, Minangkabau Disegani Dunia". Buya Mas'oed Abiddin yang merupakan seorang budayawan dan Tokoh Sumatera Barat yang fokus terhadap adat dan agama dengan materi "Mendalami Nilai Filosofis "Adat Kaganti Tubuah, Syara' Ka Ganti Nyao" Dalam Meningkatkan Marwah Minangkabau".

Selanjutnya, Yus Dt. Parpatiah yang merupakan seorang Tokoh Adat Sumatera Barat dengan materi "Menyingkap Wajah Minangkabau". Dr. Sudarman, S.Hum, M.A yang merupakan seorang akademisi dari Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang dengan materi " Peran Pemangku Adat Dalam Sinkronisasi Adat dan Syara".

Kegiatan ini akan dilaksanakan tiga hari yang dimulai dari Selasa -- Kamis (29/11-1/12). Peserta merupakan Niniak Mamak dari daerah Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh dengan jumlah 100 orang.

"Untuk itu, kami mengharapkan kepada seluruh peserta agar fokus dalam mengikuti kegiatan ini hingga selesai, tetap patuhi protokol kesehatan dan mari bersama -- sama kita lestarikan nilai -- nilai adat dan budaya Minangkabau yang perlu kita warisi dari generasi ke generasi," katanya.(Mel)

Editor: BiNews

Komentar

Berita Terbaru